Posted in Bahasa

mimpi aneh #5

meski tak semua terselamatkan ..

***

September 12th, 2008 3 Comments mimpi aneh

pagi ini, begitu bangun tidur aku langsung mengambil pensil dan buku harianku (tentu saja cuma aku yang tahu tempatnya ;-)
). selesai corat-coret, aku mandi, ganti baju dan bergegas ke pergi
dengan niat mau ngenet. “aman, aman …” pikirku dalam hati. ya, pagi ini
aku terbangun oleh mimpi aneh lagi, sudah aman tercatat dan akan
kutuliskan untuk kalian semua …. :-)

kenapa mimpi aneh #5? bukankah sebelumnya baru ada mimpi aneh #1 dan #2? mana mimpi aneh #3 dan #4?

sebenarnya jumlah mimpi anehku lebih dari itu, tapi yang sejauh ini
selamat tercatat cuma 5. dan, mimpi aneh #3 dan #4 belum kusalurkan di
blog ini.

hai, blog! apa kabar? aku berjalan kaki menuju peace.net, dapet
bilik nomer 9 yang headphone-nya tidak terlalu konyol dan menyiksa
kuping. syukurlah,,, karena saat ini aku sedang membutuhkannya untuk
melindungi diri dari serangan lagu “gimme gimme gimme gimmeh ah” yang
diputar memenuhi seantero ruangan warnet ini.
mulai aja ya, kupersembahkan untuk kalian “mimpi aneh #5″:

ada dua rombongan cewek sedang jalan-jalan, semacam darmawisata.
semuanya cantik, tanpa kecuali. sebagian besar yang aku liat memakai
kaos lengan panjang dan celana panjang seperti mau outbound.

nama lokasi yang muncul adalah “jalan riau”, tak hanya muncul dalam
percakapan, namun juga tertulis di plang jalan. aku dan rombongan terus
berjalan. kami bersama dengan rombongan kami saja, tidak bareng dengan
rombongan yang satunya.

jalan yang kami lalui adalah jalan setapak, di pedesaan yang masih
asri gitu. banyak rumah alami berlantai tanah yang sejuk, pohon2
merindangi juga bambu gitu (sayang sekali hanya jenis tanaman ini yang
aku kenali, menyedihkan ya :-P
). di sebuah belokan ada dua perempuan yang terlihat bingung. rupanya
mereka tersesat. keduanya berperawakan gempal, cuma yang satu agak
pendek dan raut mukanya menyenangkan. pemimpin rombongan kami, cewek
berambut panjang sampai sepantat, menanyai mereka, “mau ke mana?”.

mereka juga mau ke jalan riau.

“kalo mau ke jalan riau ya belok sini,” jelasnya sambil tersenyum, “kami juga mau ke jalan riau.”

akhirnya kami semua berjalan bersama. ada plang jalan riau I, kami
berjalan terus. suasana langit agak semu-semu coklat terakota berkabut
gitu.

setelah menampilkan raut muka bingung dan plonga-plongo
melihat-lihat keadaan sekeliling gitu, mimik perempuan gempal pendek
beraut muka menyenangkan itu berubah. gestur tubuhnya terlihat seperti
sedang bicara, “oh, iya ya.”

salah satu anggota rombongan menimpali sambil tersenyum, “ingat kan sekarang? lewat sini?”

padahal, rombongan kami dan mereka pada mulanya saling asing karena
belum pernah bertemu sebelumnya. ternyata kami bisa langsung akrab.
menyenangkan sekali. kami menikmati perjalanan sambil tertawa-tawa.

sampai di belokan berplang “jalan riau II”, kami belok dan tiba di
semacam tempat pertanian atau sawah. langit langsung benderang, tempat
itu lapang banget, kami lari-lari sambil ketawa-ketawa … “wow” … “wow”
….

kenapa aku bilang “semacam” tempat pertanian atau sawah? karena,
tempat itu bukan sawah. bentuknya pun sangat berbeda dari sawah “nyata”
yang sering kita lihat di berbagai daerah di indonesia. tempat ini
adalah semacam simulasi, lebih tepatnya museum budidaya pertanian.
“wow” ya? museum tapi luar ruangan gitu, tentang pertanian lagi.

cuma ada satu cara bertanam dan satu jenis tanaman yang diperagakan
di museum ini. satu jenis itu adalah semacam padi yang tinggi sekali.
lebih tinggi dari rata-rata tubuh manusia indonesia. tapi itu memang
padi, ditanam secara berkelompok membentuk bidang2 persegi berukuran
2,5×2,5 m2 (kira-kira), dan dilindungi dalam semacam gubuk atap rumbia
yang di bagian keliling dalamnya terdapat tempat duduk dari bambu,
semacam bale-bale gitu.

kami masuk ke salah satu gubuk. ternyata, namanya juga tanaman
peragaan, dari samping tanaman kami bisa liat secara terbuka bahwa
tanaman itu ditancapkan di lapisan spons kedap air. jadi lapisan tanah
di atas spons itu cuma hiasan aja, demikian juga air di bawah spons dan
gemericik sungai yang mengalir. semuanya cuma hiasan aja.

di dalam gubuk kami duduk-duduk sambil tertawa-tawa dan ngobrol riuh sambung-menyambung.

“ih jaman dulu ada lhooooo taneman padi kayak gini ….”

“en cara nanem kayak gini ….”

“hahahhaa ….”

“kalo gue sih cuma seneng karena di dalem gubuk tuh mereka* suka
nyembunyiin snak x (aku lupa namanya-nad.) terbaruuuu.” dia memamerkan
plastik snak kecil gambar muka beruang, seperti abis menemukan harta
karun di gubuk itu. “niiih liaaaat ….”

/keterangan: mereka*=pengelola museum/

“coba … coba ….”

“mana … mana?”

“sini … sini ….”

“hahaha … nemu di mana?”

“eh, rasa z (aku lupa namanya-nad.) aku belum pernah tau ada rasa itu ….”

“coba deh, cobaaaa ….”

rombongan serentak menyahut, “yeeee kan puasaaaa.” lalu pecah tawa terbahak.

salah satu anggota rombongan tiba-tiba menemukan yang ‘lebih baik’,
“gue nemu yang lebih baik.” dia mengeluarkan kotak kertas (ukuran
selusin), berisi donat lapis coklat dengan misis stroberi. ada beberapa
donat tapi tak berhasil diidentifikasi jumlahnya karena isi kotak itu
udah lengket semua satu sama lain, disirem saos coklat en jadi
mengeras/beku.

kami ketawa-ketawa berderai melihat “wujud” isi kotak yang seperti itu. “sampe lengket semua gini … hahahhahahhaa ….”

“coba dikeluarin satu.”

“niiiihh ….” lalu donat itu dikasihin aku en aku makan.

suasana langsung hening. mereka menatapku terhenyak takjub plus heran, “lhoooo, kan puasaaa????”

“oya oya … aku lupaaa!”, aku kaget tapi kuteruskan makanku.

“lho kok dimakan terus? kamu kan belum batal …?”

“lho???”, aku bingung, mulut penuh dan belepotan, ” … aku udah makan????” ekspresiku menunjukkan tanya ‘gimana???’

“tapi kamu kan lupa,” salah satu temanku menjawab, “jadi makannya ga sengaja, makanya belum batal.”

“aku udah batal belum, e?” aku masih bingung. donat itu masih nyangkut di tanganku yang menggantung di udara.

akhirnya kami cuma ketawa-ketawa dan melanjutkan perjalanan. udah ga makan donat lagi.

hari sudah gelap saat kami keluar dari museum budidaya pertanian.
lampu-lampu udah dinyalakan. kami lewat jalan setapak yang dinaungi
atap jerami. kanan kiri kami adalah saung-saung bambu kosong
berentetan. agak gelap karena lampu-lampu cuma ada di ujung jalan itu.
cahaya lampu baru bisa menerangi jalan setapak itu jika berhasil
menerobos sela-sela atap rumbia itu ….

bersamaan dengan keluarnya kami dari “lorong” itu, cahaya lampu
mulai penuh, dan kami disambut seorang laki-laki berperawakan tinggi
yang menghampiri dengan raut wajah agak khawatir dan buru-buru. ia
bicara cepat tentang rumor tertentu. “bisa dateng, kan? udah dengar,
kan? katanya sih beneran. malam ini.”

samasekali di antara kami belum ada yang tahu tentang rumor itu.
kami melihat rombongan satunya sudah duluan tiba di situ, duduk-duduk.
sepertinya mereka tidak menikmati perjalanan sebagaimana kami, karena
wajah mereka semua begitu kaku.

pemimpin rombonganku mengajak bicara pemimpin rombongan mereka,
entah tentang apa. pemimpin rombongan mereka menjawab dengan
bersungut-sungut, “ya sekarang ini. kamu pikir mau ngapain?
puas-puasin???”

dalam hati aku melihat pemimpin rombongan mereka itu dengan
tangannya yang dilipat di depan dan berkomentar dalam hati, “ih
cantik-cantik judes.” mungkin aku tak terima pemimpin rombonganku
dijawab dengan nada seperti itu.

aku juga sempat bingung dengan maksud pemimpin rombongan mereka itu.
rupanya ia harus segera ke tempat rumor itu dan ga akan “puas-puasin”
di daerah darmawisata itu.

kami pun pergi dan tahu-tahu sampai di semacam gelanggang tempat
olahraga. lantainya beralaskan matras senam yang terbuat dari ijuk. di
dalam tersusun rapi meja kursi sekolah model jadul (kursi dan meja yang
menjadi satu seperti model belanda). aku duduk di sebelah cewek kribo
cantik. di seberangku ada praktisi hukum ternama yang masih muda dari
ugm (bukan denny indrayana).

mata kami semua mengarah ke layar gede, semacam layar yang dipake
untuk presentasi pake OHP tapi ukurannya raksasa. di layar itu terlihat
wajah obama sedang berpidato di antara banyak audiens. omongannya tak
terdengar bagiku, cuma terlihat wajahnya menengok ke kanan kiri, depan,
mulutnya bergerak-gerak tidak keluar suaranya. kami semua khusyuk
menyimak diliputi perasaan was was menanti jawaban tentang rumor itu,
benarkah … benarkah … benarkah …. “bahwa indonesia bubar malam ini”.

tamat

**

inim mimpinya aneh banget n membingungkan makanya langsung aku cateeetttt ….

Read and post comments |
Send to a friend

Author:

on-going tensions between ready-made values and uncharted territory

2 thoughts on “mimpi aneh #5

  1. Ya, udah nanti aku anter tempat dimana kamu bermimpi tentang pertanian itu. Tempatnya ada di Ngipiksari, Pakembinangun. Disitu adalah budidaya berbagai tanaman pertanian dengan hidroponik seperti yang kamu mimpikan itu.Coba, ingat dalam mimpimu itu. Adakah lelaki berkacamata berselimutkan sarung sedang duduk salah satu gardu dengan sebatang rokok keretek di tangannya. Itu aku Nad….Huaha…….ha……….

Share your thoughts